TEMPO.CO, Jakarta - Komandan militer Iran mengklaim Iran bisa menenggelamkan kapal perang AS dengan rudal dan senjata rahasia.
Klaim pejabat militer senior Iran kepada kantor berita Mizan ini, menyusul penambahan 1.500 pasukan AS di Timur Tengah. AS juga menyebut Garda Revolusi Iran, pasukan elit negara, bertanggungjawab atas serangan kapal tanker di Teluk.
Baca juga: Menlu Iran: Pasukan Tambahan AS di Timur Tengah Ancam Perdamaian
"Amerika .. mengirim dua kapal perang ke wilayah itu. Jika mereka melakukan kebodohan sekecil apa pun, kami akan mengirim kapal-kapal ini ke dasar laut bersama awak mereka dan pesawat menggunakan dua rudal atau dua senjata rahasia baru," kata Jenderal Morteza Qorbani, seorang penasihat komando militer Iran, mengatakan kepada Mizan, dikutip dari Reuters, 25 Mei 2019. Namun Qorbani tidak mengungkapkan senjata rahasia yang dimaksud.
Sebuah pesawat pembom B-52H Stratofortress yang ditugaskan ke Skadron Bom Ekspedisi ke-20 mendarat di Pangkalan Udara Al Udeid, Qatar, 8 Mei. Satuan Tugas Bomber dikerahkan ke Komando Pusat AS untuk mempertahankan pasukan dan kepentingan Amerika di wilayah tersebut. (Staf Sersan Ashley Gardner / US Air Force / Military Times)
Penambahan pasukan AS adalah langkah terbaru pemerintahan Trump, yang mereka klaim untuk mengantisipasi ancaman serangan potensial oleh Iran, menyusul pengerahan gugus tempur kapal induk serta mengirim pesawat pembom dan rudal Patriot tambahan ke Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan keputusan AS mengirim pasukan tambahan ke Timur Tengah sangat berbahaya bagi perdamaian internasional.
Baca juga: Ketegangan dengan Iran, Donald Trump Berlakukan Darurat Nasional
"Kehadiran AS yang meningkat di kawasan kami sangat berbahaya dan mengancam perdamaian dan keamanan internasional, dan ini harus diatasi," katanya kepada IRNA.
Pakar Barat mengatakan Iran sering melebih-lebihkan kemampuan senjatanya, meskipun ada kekhawatiran tentang program rudalnya, khususnya rudal balistik jarak jauh.